Anak muda di Indonesia kasihan kalau dalam berkarya pun mereka masih tetap dibatasi oleh sistem yang dikuasi oleh yang TUA
Anak muda di Indonesia menangis diam-diam kalau bahkan dalam menuturkan pendapat pun mereka masih dibatasi oleh tuntutan bahwa yang mudah harus berbicara SESUAI umurnya
Anak muda di Indonesia merasa terbunuh secara perlahan kalau mereka masih saja sering DIHAKIMI dan DIRENDAHKAN oleh yang lebih TUA hanya karena umurnya
Anak muda di Indonesia tersakiti secara tak langsung ketika usaha mereka tak DIHARGAI hanya karena mereka dianggap tak berpengalaman walau mereka telah berusaha dengan keras
Anak muda di Indonesia terpaksa tak melawan ketika mereka DIHINA habis-habisan atas tuduhan yang bahkan tak mereka lakukan. Apakah MEMBELA DIRI berarti melanggar norma kesopanan? Apakah norma kesopanan ingin tahu perasaan seorang anak muda yang terpaksa diam dan tidak melawan karena melawan selalu dianggap perbuatan tercela?
Anak muda di Indonesia merasa tak berarti ketika bahkan dalam usaha terbaik mereka, mereka tetap dianggap bocah kencur yang masih harus banyak belajar
Jadi, kapan si TUA memberi kesempatan pada yang MUDA?
Dengan MERENDAHKAN, MEMAKI, MENUDUH, dan MERUSAK RASA PERCAYA DIRINYA bukankah hal itu malah menghalangi seorang anak muda untuk berkembang?
Apakah si TUA memang dasarnya EGOIS?
Ingin segalanya dikuasai oleh kaum yang seumuran dengannya?
Ingin segalanya dikendalikan oleh orang yang satu ideologi dengannya?
Lalu, apa gunanya PERBEDAAN diciptakan secara terang-terangan oleh TUHAN kalau si TUA hanya ingin menerima segala hal yang memiliki persamaan dengan dirinya?
Ah, iya. Mungkin, kita belum terlalu sadar, kalau TUA tak menjamin KEDEWASAAN seseorang
Seringkali yang TUA pun punya pikiran yang justru tak semaju yang MUDA
Si MUDA dan si TUA ini mungkin butuh “JEMBATAN” karena terlalu dalam jurang yang menjadikan mereka terlihat dan terkesan berbeda
Tak harus SAMA kalau ingin BERSATU, cukup menerima segala sesuatu sebagai hal BARU yang pantas dihargai dan diapresiasi
Anak muda di Indonesia menangis diam-diam kalau bahkan dalam menuturkan pendapat pun mereka masih dibatasi oleh tuntutan bahwa yang mudah harus berbicara SESUAI umurnya
Anak muda di Indonesia merasa terbunuh secara perlahan kalau mereka masih saja sering DIHAKIMI dan DIRENDAHKAN oleh yang lebih TUA hanya karena umurnya
Anak muda di Indonesia tersakiti secara tak langsung ketika usaha mereka tak DIHARGAI hanya karena mereka dianggap tak berpengalaman walau mereka telah berusaha dengan keras
Anak muda di Indonesia terpaksa tak melawan ketika mereka DIHINA habis-habisan atas tuduhan yang bahkan tak mereka lakukan. Apakah MEMBELA DIRI berarti melanggar norma kesopanan? Apakah norma kesopanan ingin tahu perasaan seorang anak muda yang terpaksa diam dan tidak melawan karena melawan selalu dianggap perbuatan tercela?
Anak muda di Indonesia merasa tak berarti ketika bahkan dalam usaha terbaik mereka, mereka tetap dianggap bocah kencur yang masih harus banyak belajar
Jadi, kapan si TUA memberi kesempatan pada yang MUDA?
Dengan MERENDAHKAN, MEMAKI, MENUDUH, dan MERUSAK RASA PERCAYA DIRINYA bukankah hal itu malah menghalangi seorang anak muda untuk berkembang?
Apakah si TUA memang dasarnya EGOIS?
Ingin segalanya dikuasai oleh kaum yang seumuran dengannya?
Ingin segalanya dikendalikan oleh orang yang satu ideologi dengannya?
Lalu, apa gunanya PERBEDAAN diciptakan secara terang-terangan oleh TUHAN kalau si TUA hanya ingin menerima segala hal yang memiliki persamaan dengan dirinya?
Ah, iya. Mungkin, kita belum terlalu sadar, kalau TUA tak menjamin KEDEWASAAN seseorang
Seringkali yang TUA pun punya pikiran yang justru tak semaju yang MUDA
Si MUDA dan si TUA ini mungkin butuh “JEMBATAN” karena terlalu dalam jurang yang menjadikan mereka terlihat dan terkesan berbeda
Tak harus SAMA kalau ingin BERSATU, cukup menerima segala sesuatu sebagai hal BARU yang pantas dihargai dan diapresiasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar